Rabu, 29 September 2021

Pendidikan Karakter

 

1.      Pendidikan Karakter

A.            Mengapa Pendididikan Harus Berkarakter?

Pengaruh lingkungan dan kehidupan modern  yang berkembang membuat kita harus waspada terhadap hal-hal negatif yang bisa merasuki pikiran anak-anak kita.Untuk membentengi hal tersebut diatas  tidak saja diperlukan kepandaian dan ilmu yang tinggi tetapi harus diimbangi dengan pembentukan karakter anak yang baik dan sholeh.

Pendidikan adalah investasi masa depan .Dengan pendidikan yang unggul dan berkualitas segala macam persoalan social dapat diatasi dengan baik.Fenomena yang sering terjadi mulai dirasakan oleh masyarakat.Dalam hal ini, penyebab yang menjadi pemicu krisis karakter yang terus berkelanjutan hingga sekarang.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional .Pasal 1 UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.

Amanah UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas , namun juga berkepribadian atau berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

B.            Pengertian Pendidikan Karakter

Secara akademis pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Sedangkan secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik dalam berhubungan dengan Tuhan YME,sesama manusia, lingkungan, nusa bangsa, sehingga menjadi manusia seutuhnya.

Menurut Thomas Lickona(1992) pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus,yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action), tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah penanaman nilai- nilai kepada peserta didik yang melibatkan tiga aspek yaitu pengetahuan, kesadaran dan berperilaku sehingga  menjadi peserta didik manusia seutuhnya.

C.            Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemapuan dan membentuk bakat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Secara lebih khusus dan terperinci pendidikan karakter mempunyai fungsi sebagai berikut :

1.      Pembentukan dan Pengembangan Potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga Negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik dan berperilaku sesuai dengan falsafah hidup pancasila.

2.      Perbaikan dan Penguatan

Pendidikan  karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negative dan membentuk peran keluarga, satuan pendidikan , masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara  menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera.

3.      Filter

Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga Negara Indonesia yang lebih bermanfaat.

D.           Sebelas Prinsip agar Pendidikan Karakter dapat Berjalan Efektif.

Menurut Lickona dkk(2007) terdapat sebelas (11) prinsip agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif sebagai berikut:

1.      Kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja pendukungnya sebagai pondasi karakter yang baik.

2.      Definisikan “karakter” secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan , dan perilaku.

3.      Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif dalam pengembangan karakter.

4.      Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian

5.      Beri kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindakan moral

6.      Buat kurikulum kademik yang bermakna dan menantang yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter, dan membantu peserta didik untuk berhasil.

7.      Usaha mendorong motivasi peserta didik

8.      Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral untuk berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan untuk memenuhi nilai-nilai inti yang sama dalam membimbing pendidikan peserta didik

9.      Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.

10.  Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pendidikan karakter

11.  Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar